Senja Bersama Yudha, Tahan Lelah, Kantuk dan Bosan Demi Tugas Mulia

Ditulis oleh: Febriyanto Arif Nugroho

4 Januari 2022/18:58 WIB.


Yudha Dwi Frimansyah saat bertugas. Ia melambaikan tangan pada kereta api yang melintas saat hujan turut cukup derasnya. Disaat banyak orang saat sore hari tidur dan atau menyeduh teh atau kopi, Yudha dengan gigih tetap bertugas walau hujan melanda.

Di balik hiruk pikuk lalu lintas di daerah sekitar pasar pagi kota Pemalang. Ada orang-orang yang bertugas demi keamanan dan keselamatan pengguna jalan. Salah satu yang bersiaga tak kenal waktu. Pagi, siang, sore sampai Kembali ke pagi lagi. Tugasnya sangat krusial mengingat tugas yang diemban juga berkaitan dengan kelancaran perjalanan kereta api. Tugasnya menjadi sangat penting di tengah kian meningkatnya arus lalu lintas perkeretaapian dan jalan raya. PJL (Penjaga Jalur Perlintasan) atau yang biasa disebut penjaga palang pintu kereta. Seorang petugas PJL dituntut mampu menjaga kantuk dan lelah. Dua hal itu tak jadi masalah bagi para petugas ini. Bagaikan superhero lalu lintas bagi lancarnya perjalanan si ular besi. Namun, semua itu tak berlaku untuk Yudha Dwi Firmansyah. Baginya tugasnya setiap hari adalah amal bagi hidupnya.

Yudha sudah menjadi petugas PJL yang ada dibawah naungan Dinas Perhubungan Kabupaten Pemalang sejak tahun 2018. Dilansir dari Railway.Web.Id, pada intinya, fungsi petugas PJL kereta api ini adalah untuk mengamankan perjalanan kereta api dan untuk melindungi pengendara lain dari bahaya kecelakaan dengan kereta api.

Lokasinya yang berada tepat di antara pasar pagi kota Pemalang dan dekat dengan Stasiun Pemalang menjadikan perlintasan palang pintu ini menjadi salah satu yang terpadat di Pemalang. Belum lagi sejumlah kereta api local dan jarak jauh ini biasanya menjadikan stasiun Pemalang menjadi titik henti diantaranya, KA Joglosemarkerto, KA Kamandaka, KA Kaligung, dan masih banyak lagi. Walaupun tidak durasi kedatangan kereta tersebut tidak terlalu padat. Namun karena letak palang pintu yang terletak di daerah pasar. Terlebih saat jam sibuk, misalnya saat pagi hari, siang dan sore saat orang pulang kerja. Membuat Yudha harus lebih ekstra siaga dan selalu memantau kondisi. Tak boleh lengah dan tak boleh hilang konsentrasi. Akan sangat fatal apabila Yudha melakukan kesalahan walaupun sedikit.

Jam tugas Yudha variative, ada kalanya Ia bertugas pagi hari, siang hari, sore dan malam dini hari. Jam kerjanya berkisar 6 jam setiap shiftnya. Misalnya shift pagi, dari pukul 07:00 sampai pukul 13:00, kemudian shift siang 13:00 sampai 19:00 dan seterusnya. Yudha hanya mendapat waktu libur 2 kali selama satu minggu. Akan ada bonus apabila kehadirannya saat bertugas itu lengkap tanpa adanya izin sekalipun. “Biasnya bonusnya sebulan sekali. Amplopnya diambil dikantor dishub”, katanya.

Hal menarik pernah dilalui Yudha selama bertugas. Suka dan duka Ia lalui semua. Hal yang menjadi suka menurut Yudha adalah Ia dapat mengenal orang-orang baru yang cukup unik di saat Ia bertugas. Ada penduduk desa sekitar pos tempat Ia berjaga yang terkadang menyambanginya saat bertugas. Sekedar berbincang lalu pergi. Lalu ada beberapa penggemar kereta api yang biasa disebut Railfans yang mampir di pos tempat Yudha bertugas sekedar singgah dan merekam saat kereta api melintas. “Biasanya anak-anak railfans kesini kalau sore. Sekitar habis Ashar sampai menjelang Maghrib”, kata Yudha.

Ada beberapa penduduk sekitar yang sering mampir di pos tempat Yudha bertugas. Ada satu bapak-bapak paruh baya dengan masalah pendengaran yang bekerja menjadi tukang parkir. Lucunya ketika sepulang bekerja menjadi tukang parkir Ia memamerkan uang hasil menjadi juru parkir pada Yudha. “Itu orang agak memang. Agak budek. Kalo kesini juga suka pamer uang hasil markirnya.”, kata Yudha. Hal seperti itulah yang menjadi hiburannya ditengah rasa suntuk dan bosan saat bertugas. Ada kalanya adik laki-lakinya mampir ke posnya. Menemani Yudha saat bertugas. Rizki namanya. Ia terkadang juga membawakan makan dan minum untuk camilan di pos untuk dijadikan ‘kletak-kletik’ dan teman ngobrol. Hal unik lainnya ketika Ia bertugas malah hari, tak sedikit banyak ‘banci’ lalu-lalang tak banyak juga menggoda Yudha saat bertugas. Namun tak jadi masalah karena hal itu justru menjadi hal unik dan menarik baginya. “Terkadang ada banci lewat, manggil-manggil “Halo mas…”, kadang juga ada yang Cuma lewat aja. Saya takutnya kalo masuk sini trus ngamuk. Hehe”, katanya.

Suatu pekerjaan disaat ada suka pasti ada dukanya. Banyak hal yang menjadi duka Yudha saat bertugas. Karena letak pos PJL tempat Yudha bertugas terletak di daerah pasar. Tak heran ada orang yang berkelahi tanpa tahu sebabnya, dan di evakuasi di pos tempat Yudha bertugas. “Kalo ada yang berkelahi paling cuma saya lihatin aja. Kalo sudah babak belur, biasanya tepar di belakang sana (dibelakang pos PJL).”, katanya. Pernah juga satu unit truk yang menabrak palang pintu. “Waktu itu ada truk yang sepertinya buru-buru. Palang sudah saya tutup 45% tapi maksa masuk. Akhirnya kena, dan palangnya jadi rusak.”. Kejadian tersebut kemudian ditangani oleh pihak Dinas Perhubungan (DISHUB). Terjadi mediasi antara pemilik truk dan pihak pejabat Dishub yang menangani dan akhirnya berakhir damai. Sesuai dengan undang-undang perkeretaapian, bahwa setiap pengguna jalan yang melintas di perlintasan jalan kereta api, wajib mendahulukan lewatnya kereta api. Untuk itu berhati-hatilah jika melintas di perlintasan jalan kereta api, karena kereta api tidak akan berhenti jika signal yang di berikan oleh penjaga PJL hijau artinya terus jalan. "Saya nggak peduli orang mau lewat, kalau kereta api mau lewat ya palang saya tutup. Itu sudah ada aturannya, sudah ada undang-undangnya, mau presiden, wakil presiden sekalipun kalau ada kereta ya berhenti, nggak boleh jalan," tandasnya. Begitulah resiko seorang petugas PJL atau yang biasa kita sebut penjaga palang pintu kereta, resiko yang tinggi demi keamanan dan kenyamanan para pengguna jalan raya dan kelancaran jalannya kereta api.

Pukul 4 sore. Sehabis salat Ashar, saya menyambangi Yudha yang sedang bertugas. Saya bersama Rizki yakni adik laki-laki Yudha. Pagi harinya saya menanyakan pada Yudha kapan Ia bertugas, dan apakah saya diperkenankan untuk mengikuti dan mengabadikan kesibukannya saat bertugas menjadi PJL. Dengan terbuka, ia mengiyakan.

Saat asyik mengobrol, tiba-tiba terdengar suara di radio komunikasi bahwa aka nada kereta yang melintas. Dengan telaten Yudha selalu memantau radio komunikasi yang Ia gunakan untuk berkomunikasi antar pos untuk memantau pergerakan kereta api yang melintas. “Bzzztt (bunyi radio komunikasi)… 172 lepas pos Gandulan arah barat dipantau”, suara PJL lain pada radio komunikasi. “Siap dipantau pos 1!”, kata Yudha menjawab panggilan pada radio komunikasi. Pos tempat ia bertugas adalah Pos 1. Untuk mempermudah mengenali dan mempermudah ketika warta berita dengan PJL lainnya di radio komunikasi. Setiap kereta yang melintas akan dicatat pada buku jurnal harian. Nomor kereta, dan jam melintasnya.

Dengan sigap dan cekatan, Yudha mengaktifkan tuas dan memencet tombol merah untuk menutup palang pintu kereta api. Ketika kereta api melintas, ia melambaikan tangan tanda hormat pada masinis dan mempersilahkan melintas pada kereta api dengan menunjuk tanda merah pada gerbong paling belakang. “Kenapa keretanya di tunjuk, Yud?”, tanyaku. “Itu sudah SOP saja, saat kereta melintas saya tunjuk gerbong paling belakang. Itu tanda bahwa kereta itu rangkaiannya lengkap.”, jelas Yudha.

Dari pukul 1 siang ia bertugas terlihat Lelah di wajahnya. Namun ia tak boleh lengah dan lepas konsetrasi. Biasanya untuk melepas rasa penat dan bosa. Yudha ngemil jajan yang ia bawa dari rumah atau sekedar membuka gawainya dan membuka social media nya. Tanpa sedikitpun lepas pantauan dengan radio komunikasi.

“Sudah maghrib, nggak capek kah?”, tanya Yudha.

“Nanti saja, aku dan Rizki pulang bareng kamu saja.”

“Kalau tugas malam hari gimana? Kalo ngantuk, kalo capek gimana?” tanyaku. Ketika tugas malam hari Yudha bertugas dengan satu temannya. Biasanya ia bagi waktu. “Kalau tugas malem biasanya aku setengahan sama temenku. Jam 7 malam sampai sampai setengah 10 aku yang tugas. Nanti sisanya sampai jam 1 malam yang tugas temanku.”, kata Yudha.

Untuk melepas penat karena Yudha tidak merokok, lagi-lagi cemilan dan gawainya menjadi pelipur bosan dan kantuknya.

Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Yudha sudah waktunya pulang dan berganti shift dengan temannya yang lain. Dengan menggunakan motor Vario 125, Yudha bergegas pulang ke rumah. Diikuti saya dan Rizki yang berboncengan.

Tugas Yudha menjadi PJL memang berat. Lelah, kantuk dan bosan menjadi musuh utamanya saat bertugas. Tapi baginya pekerjaannya bukan hanya sebatas tugas saja, tapi menjadi amal baginya. Dengan membantu banyak orang membuatnya enjoy dalam menjalani profesinya sebagai PJL dan tentu, kisahnya belum berakhir sampai sini.

 


Komentar