Nguri-nguri Budaya Jawa, UMS Gelar Pertunjukan Wayang dalam Rangka HUT ke-64


Saya memang bukan seorang pegiat atau tokoh dalam budaya. Namun kegemaran saya dalam budaya begitu kental diturunkan oleh alm. mendiang ayah saya. Khususnya wayang. Banyak pagelaran wayang yang sudah saya tonton secara langsung maupun mrlalui media youtube. Banyak pula pagelaran wayang yang sudah saya tonton dengan dalang yang beragam dan kisah lakon yang bermacam-macam.

Saat pandemi, tepatnya tahun 2020 silam, pagelaran wayang di arahkan total melalui media youtube streaming. Hal itu dikarenakan pembatasan jumlah penonton yang diharuskannya mematuhi protokol kesehatan dan pembatasan kerumunan yang membuat dialihkannya pagelaran wayang dari pementasan langsung menjadi melalui youtube streaming. Greget pagelaran wayang secara langsung sedikit berkurang karena berbeda ketika menonton langsung di tempat pagelaran wayang dengan menonton melalui youtube. Dapat berkumpul dengan beraneka ragam latar belakang masyarakat dan berbincang menjadi greget tersendiri saat menyaksikan pagelaran wayang secara langsung.

Pagelaran wayang climen daring melalui youtube streaming msalnya pada pagelaran wayang Mendiang Alm. Ki Seno Nugroho yang dua tahun silam tepatnya pada saat Universitas Muhammadiyah Suralarta genap berumur 62 tahun. Untuk memeriahkan hari jadinya yang ke 62 UMS ini, Ki Seno Nugroho diminta untuk memeriahkannya. Dengan ditayangkan melalui youtube streaming, saat itu penonton yang menonton melalui youtube tembus 30.000 penoton. Dengan wayang climennya yang mengangkat lakon "Bagong Mbangung Kampus" yang mampu memikat animo penonton yang sangat banyak. Dengan pementasan wayang yang jenaka, Ki Seno memang selalu menjadi daya tarik tersendiri oleh penontonnya.

Suasana pagelaran wayang kulit dalam rangkat HUT UMS ke-64

Tahun ini, walaupun pandemi Covid 19 belum dinyatakan selesai total, namun angka penularannya cenderung landai. UMS kembali menghelat pagelaran wayang kulit kembali. Hal itu menjadi salah satu dari rangkaian hari jadi ke-64 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Pada hari Sabtu 29 Oktober 2022, UMS menggelar pentas wayang kulit dengan lakon “Wahyu Cakraningrat”, bersama Dalang Ki Bayu Aji Pamungkas Anom Suroto. Terdapat hadiah yang dihadirkan malam itu yakni ada 5 buah sepeda dan 1 buah motor. Tentunya gelaran wayang kulit akan semakin meriah karena hadirnya duo bintang tamu Gareng dan Marwoto, yang mampu menghidupkan suasana. Pagelaran Wayang Kulit tersebut dimulai, pukul 19.00 WIB, bertempat di GOR Kampus 2 UMS, dan terbuka untuk umum.

Mendengar berita tersebut menjadi hal yang begitu menyenangkan bagi saya. Karena sudah lama aemenjak pandemi saya tidak menyaksikan pagelaran wayang secara langsung.. Mendengar kabar itu sontak saya langsung mengatur jadwal untuk menontonnya secara langsung. Saya memang salah satu mahasiswa UMS yang antusias dengan budaya khsusnya dengan wayang. Awalnya saya mengajak salah satu teman saya, Amim. Namun diwaktu yang sama teman saya Amim ada acara yang tidak memungkinkan untuk hadir, jadi saya putuskan untuk datang sendiri. 

Sumber gambar: YouTube/Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ki Bayu Aji Pamungkas memang menjadi salah satu dalang favorit saya. Beliau adalah putra dari dalang Ki Anom Suroto. Ki Bayu Aji terkenal dengan sabetan wayangnya yang cepat. Sabetan tersebut merupakan istilah dalam dunia pewayangan. Sabet merupakan semua bentuk ekspresi dalang lewat gerak wayang dalam pertunjukan wayang sesuai dengan karakter tokoh dan suasananya. Sabet merujuk pada semua olah gerak wayang yang dimainkan oleh dalang. Karakter dan suasana seorang tokoh wayang dapat dikenali dari gerak-gerik wayang di kelir. Sabetan itu bisa berupa memutar wayang, melempar wayang dan sebagainya. Sabetan cepat Ki Bayu Aji sudah diakui oleh penikmat wayang dalam dan luar negeri. Kecepatannya dalam menyabet wayang sebagai bentuk ekspresi tokoh wayang menjadi daya tarik bagi para penikmat wayang.

Mulai pukul 19:15 WIB, tamu yang akan menoton wayang sudah mulai berdatangan. Bapak Rektor beserta jajarannya serta seluruh cibitas akademika turut hadir pada malam pagelaran wayang tersebut. Kemudian, tamu kehormatan dan tamu undangan khususnya sudah mulai berdatangan silih berganti. Adapun tamu kehormatan pada malam itu, diantaranya bapak Bupati Sukoharjo yang diwakilkan oleh asisten 2, bapak/ibu dari forkopimda Solo Raya, perwakilan dari bank mitra UMS seperi Bank Jateng Syariah, dan Bank BSI, dan tamu undangan lainnya.

Sumber gambar: YouTube/Universitas Muhammadiyah Surakarta

Acara diawali dengan sesi penyerahan secara simbolis wayang Abimanyu sebagai salah satu tokoh pemeran dalam lakon "Wahyu Cakraningrat". Penyerahan secara simbolis diserahkan oleh bapak Rektor UMS kepada Ki Dalang Bayu Aji Pamungkas. Untuk selanjutnya tokoh wayang Abimanyu tersebut dipentaskan dan dilakonkan.

Lakon yang dibawakan malam itu mengkisahkan 3 kesatria, yaitu Lesmono Mandrakumara (putra Raden Duryudana putra mahkota negara Astina), Raden Samba (Putra Batara Kresna puta mahktoa negara Ndwarawati), dan Raden Abimayu (putra Raden Janaka, putra mahkota Amarta) yang bertarung dan beradu kemampuan untuk mendapatkan wahyu tersebut. 

 

Sumber gambar: YouTube/Universitas Muhammadiyah Surakarta

Wahyu Cakraningrat sendiri merupakan sebuah gelar. Cerita lakon "Wahyu Cakraningkrat" merupakan cerita tentang kepemimpinan. Adapun, wahyu itu, hanya akan dimiliki oleh orang yang terpilih. Wahyu tersebut akan menyatu hanya bersama dengan orang yang mampu menghandayani rakyat, memegang teguh kejujuran, memberikan keteladanan, rasa aman, nyaman, dan tenteram kepada rakyat, serta memberi rasa kasih sayang pada rakyat, mempunyai perilaku amanah, dan merekatkan rakyatnyaa tanpa membedakan latar belakang, agama, ras dan budaya, serta peduli terhadap lingkungannya. Syarat-syarat untuk mendapatkan Wahyu Cakraningrat merupakan ujian untuk melihat karakter sosok pemimpin.

Sumber gambar: YouTube/Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pagelaran wayang kulit dalam rangka memeriahkan hari jadi UMS ke 64 itu dimeriahkan juga dengan bintang tamu yang saya sebut pakdhe Marwoto dan Gareng Semarang. Bintang tamu Gareng dan Marwoto itu hadir ditengah sesi 'limbukan' dan 'goro-goro'. Duo bintang tamu malam itu sukses mencairkan dan menghidupkan suasana ditengah-tengah lakon "Wahyu Cakraningrat". Dengan banyolan, dan lawakan khasnya mrmbuat seluruh penonton pada malah hari itu tertawa terbahak-bahak.

Malam itu saya duduk berdampingan dengan penonton lain saya mengikuti seluruh rangkaian acara dari awal hingga akhir. Kebetulan disamping kiri saya bapak-bapak yang datang dari Colomadu. Saat saya tanya, usianya 58 tahun. Saya lupa bertanya nama bapak tersebut siapa. Namun beliau sangat antusias mengikuti jalannya lakon hingga akhir. Ia bercerita beliau datang dengan kawannya. Sedanagkan disamping kanan saya ada mahasiswa perempuan dari UMS yang juga menonton pagelaran wayang kulit tersebut. Ia mahasiswa UMS dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Alasan Ia hadir menonton wayang kulit tersebut karena ingin ikut serta memeriahkan hari jadi kampusnya yakni UMS yang ke 64 dan penasaran dengan pagelaran wayang. Ia hadir bersama 2 temannya. Namun tak sampai selesai acara mahasiswa disamping saya sudah pamit karena alasan mengantuk.

Sumber gambar: YouTube/Universitas Muhammadiyah Surakarta

Ditengah-tengah acara pada sesi 'limbukan' bapak Rektor bersama dengan dua bintang tamu Marwoto dan Gareng membagikan 1 motor dan 3 sepeda. Pembagian hadiah diawali dengan pembagian 1 buah motor. Hadiah motor tersebut bukan untuk penonton. Melainkan hadiah dari pihak kampus kepada karyawannya yang memiliki pangkat paling rendah namun loyal. Bapak Bejo namanya. Beliau bekerja di UMS selama 20 tahun, dengan pangkat A1. Secara simbolis dengan serah terima kunci yang dilakukan oleh rektor UMS, bapak Sofyan Anif kepada bapak Bejo penerima hadiah motor.

Tiga buah sepeda dibagikan pula oleh bapak rektor UMS didampingi dengan duo bintang tamu Marwoto dan Gareng. Hadiah sepeda pertama diberikan kepada penonton yang bisa menjawab pertanyaan bapak Rektor. Pertanyaan bapak Rektor adalah "Siapakah nama istri KH. Ahmad Dahlan?". Mahasiswa yang beruntung adalah mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilnu Pendidikan. Hadiah sepeda kedua diberikan kepada penonton pagelaran wayang yang paling sepuh. Penonton yang beruntung itu kelahiran 1939 yang bernama Ibu Supartinah yang berasal dari desa Jajar, Trenggalek. Kemudian, hadiah sepeda ketiga diberikan kepada penonton pagelaran wayang yang paling muda. Penonton yang beruntung itu kelahiran dibawah 2011.

Sumber gambar: YouTube/Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kemudian hadiah sepeda keempat dibagikan oleh bapak Wakil Rektor 1, bapak Harun Joko Prayitno. Hadiah sepeda keempat diberikan oleh penonton pagelaran wayang yang bertempat tinggal terjauh. Penoton pagelaran wayang terjauh ternyata hadir dari USA Amerika yang bernama Lusi. Ia adalah mahasiswa UMS yang juga penikmat pagelaran wayang kulit.

Berikutnya, hadiah sepeda yang terakhir atau yang kelima diberikan kepada pemilik nomor baku Muhammadiyah terlama ditunjukan dengan kartu Muhammadiyah. Pemilik nomor baku Muhammadiyah terlama tersebut ternyata di terbitkan tahun 1984. 

Sumber gambar: YouTube/Universitas Muhammadiyah Surakarta

Akhirnya, lima buah sepeda hadiah doorprize pagelaran wayang malam itu sudah diberikan oleh pemenang yang beruntung masing-masing.

Pagelaran wayang semalam suntuk tersebut akhirnya selesai kurang lebih pukul 03:00 WIB dini hari. Pada intinya pagelaran wayang malam ini memiliki filosofi yaitu karakter kepemimpinan yang sederhana, kuat dan tangguh menghasilkan prestasi dan mengayomi civitas akademika serta akan menjadikan UMS kampus yang mencerahkan, unggul dan mendunia.

 




Komentar